9 Panduan Lengkap Cara Budidaya Ulat Sutera “Peluang Usaha Menjanjikan”

Panduan Lengkap Cara Budidaya Ternak Ulat Sutera Peluang Usaha Menjanjikan


Budidaya ulat sutera memang masih sangat jarang dilakukan alasannya yaitu proses budidaya yang cukup rumit, namun bahwasanya dengan jarangnya orang yang melaksanakan budidaya ulat sutera ini maka akan lebih besar peluang perjuangan kalau perjuangan ini serius digeluti. Membudidayakan ulat sutera tersebut sangatlah berpotensi tinggi, mengingat industri tenun Indonesia masih tergantung dengan penggunaan benang sutera dari China. Berikut yaitu cara budidaya ulat sutera:


Persiapan Pemeliharaan Ulat Sutera


Sebelum melaksanakan pemeliharaan pada ulat sutera sebaiknya perlulah dilakukan persiapan berupa penyediaan pakan ulat sutera, ruangan untuk memelihara, peralatan untuk pemeliharaan serta pemesanan telur atau bibit ulat sutera.


a. Penyediaan Daun Murbei untuk Pakan



  • Daun murbei untuk ulat sutera kecil berumur pangkas 1 bulan sedangkan untuk ulat sutera pandai balig cukup akal berumur pangkas 2 atau 3 bulan.

  • Tanaman murbei sanggup dipanen sehabis berumur 9 bulan sehabis penanaman.

  • Dalam pemeliharaan 1 box ulat sutera diharapkan sekitar 1000 sampai 1200 kg daun murbei dengan cabang atau 400 sampai 500 kg daun murbei tanpa cabang.

  • Jenis unggul daun murbei yang baik untuk ulat sutera yaitu Morus alba, Morus cathayana, Morus multicaulis dan lainnya.


b. Ruangan dan Peralatan untuk Pemeliharaan Ulat Sutera

Ruangan untuk pemeliharaan ulat sutera harus mempunyai ventilasi dan jendela yang cukup

Tempat pemeliharaan ulat pandai balig cukup akal dipisahkan dari kawasan pemeliharaan ulat kecil, ulat kecil dipelihara pada kawasan khusus atau unit pemeliharaan ulat kecil.


Peralatan untuk budidaya ulat sutera yang perlu disediakan antara lain kotak/rak pemeliharaan, kaporit/papsol, kapur tembok, kawasan pakan/tempat daun,jaring ulat, ayakan, pisau, gunting stek, ember/baskom, kertas alas, kertas minyak atau parafin, lap tangan , kain epilog daun dan lainnya.


Ruangan dan peralatan diberi desinfeksi 2 sampai 3 hari sebelum budidaya dimulai. Apabila ulat kecil dipelihara di Upuk berlantai semen maka lakuakan pembersihan sehabis didesinfeksi.


c. Pesanan Bibit Ulat Sutera

Pesanan bibit ulat sutera diadaptasi dengan jumlah daun yang tersedia dan kapasitas runagan serta peralatan untuk budidaya. Pemesanan bibit ulat sutera tersebut dipesan selambat-lambatnya 10 hari sebelum budidaya dimulai, sehabis bibit telah diperoleh maka lakukan penanganan telur dengan baik biar telur menetas seragam dengan cara:


Telur disebarkan pada kotak penetasan yang telah ddisiapkan kemudian ditutup dengan kertas putih tipis, kotak penetasan tersebut diletakan pada ruangan yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari secara pribadi dengan kelembaban 75%-85% dan suhu sekitar 25°C-28°C. Apabila pada telur sudah terlihat bintik biru maka bungkus memakai kain hitam selama 2 hari.


Budidaya Ulat Sutera


a. Pemeliharaan Ulat Sutera Kecil

Dalam melaksanakan pemeliharaan ulat kecil didahului dengan aktivitas Hakikate yaitu aktivitas penanganan ulat yang gres menetas disertai dengan proteksi pakan pertama.


Ulat sutera yang gres menetas didesinfeksi dengan memakai bubuk adonan kaporit dan kapur dengan perbandingan 5:95, kemudian beri daun murbei muda yang telh dipotong kecil kecil, selanjutnya ulat dipindahkan ke sasag kemudian ditutup enggunkan parafin atau kertas minyak. Lakukan proteksi pakan sebanyak 3 kali sehari yaitu pada pagi, siang dan sore hari.


Ulat sutera akan mengalami masa istirahat dan pergantian kulit pada setiap instar, apabila hal tersebut berlangsug maka lakukan pemberhentian proteksi pakan namun taburi dengan kapur. Pada ketika masa ini berlangsung, biar udara mengalir maka jendela atau vebtilasi runagan dibuka. pada ketika final instar lakukan penjarangan dan sesuaikan daya tampung kawasan dengan perkembangan ulat sutera. Lakukan pembersihan kawasan ulat dan pencegahan hama penyakit dengan teratur.


Pelaksanaan :



  • Pada instar I dan II , pembersihan dilakukan sebanyak 1 kali. Pada instar III pembersihan dilakukan sebanyak 1 atau 2 kali dan semua itu dilakukan sehabis proteksi pakan kedua dan menjelang tidur.

  • Rak atau sasag ditempatkan biar tidak melekat dengan dinding, kali rak diberi kaleng yang berisi air biar mencagah gangguan semut.

  • Jika lantai ruangan tidak disemen maka taburi lantai dengan kapur secara merata biar tidak lembab.

    desinfeksi badan ulat sutera dilakukan sehabis ulat sutera bangkit yaitu sebelum proteksi pakan pertama.


Penyaluran ulat sutera kecil dari kawasan UPUK (Unit Pemeliharaan Ulat Kecil) ke UPUB (Unit Pemeliharaan Ulat Besar) dilakukan saar ulat sedang tisur pada instar III. Perlakuan pada ketika penyaluran yaitu penyaluran ulat yang akan dipindahkan dibungkus dengan menggulung kertas alasnya dan kedua sisi kertas ganjal diikat kemudian diletakkan pada posisis berdiri atar ulat tidak tertekan. Sebaiknya Penyaluran ini dilakukan pada pagi atau sore hari.


b. Pemeliharaan Ulat Sutera Besar

Perlakuan terhadap ulat sutera besar berbeda dengan perlakuan pada ulat sutera kecil. Ulat sutera besar memerlukan kondisi ruangan yang sejuk dengan suhu sekitar 24°C-26°C dan kelembapan 70%-75%.


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pemeliharaan ulat sutera besar adalah:



  • Ulat sutera besar memerlukan ruangan atau kawasan pemeliharaan yang lebih luas.

  • Daun pakan yang dipersiapkan untuk ulat sutera besar, disimpan pada kawasan yang higienis dan sejuk serta ditutup dengan kain basah;

  • Daun murbei yang diberikan pada ulat sutera besar untuk pakan tidak lagi dipotong-potong utuh dengan cabang dan penempatan pakan tersebut diselang-selingi secara teratur antara belahan ujung dan pangkalnya.

  • Pemberian pakan pada ulat sutera besar (pada instar IV dan V) dilakukan 3 sampai 4 kali sehari yaitu pada pagi, siang, sore dan malam hari;

  • Pemberian pakan ketika menjelang ulat tidur dikurangi atau dilarang dan pada ketika ulat tidur ditaburi kapur secara merata;

  • Desinfeksi badan ulat dilakukan setiap pagi sebelum proteksi makan dengan memakai adonan kapur dan kaporit (90:10) ditaburi secara merata;

  • Pada instar IV, pembersihan kawasan pemeliharaan dilakukan minimal sebanyak 3 kali, yaitu pada hari ke 2 dan ke 3 serta menjelang ulat tidur;

  • Pada instar V, pembersihan kawasan dilakukan setiap hari;

  • Seperti pada ulat kecil, rak atau sasag ditempatkan tidak melekat pada dinding ruangan dan pada kaki rak dipasang kaleng yang berisi air dan apabila lantai ruangan pemeliharaan tidak berlantai semen biar menghindari kelembaban tinggi maka ditaburi kapur.


c. Mengokonkan Ulat Sutera

Pada instar V yaitu hari ke6 atau 7 ulat sutera biasanya akan mulai mengokon. Tanda-tanda ulat sutera yang akan mengokon adalah:



  • Nafsu makan berkurang atau berhenti makan sama sekali;

  • Tubuh ulat sutera berkembang menjadi bening kekuning-kuningan atau transparan;

  • Ulat cenderung berjalan ke areal pinggir;

  • Keluar serat sutera dari verbal ulat .


Apabila sudah terlihat gejala tersebut, maka yang perlu dilakukan adalah:


Kumpulkan ulat sutera tersebut dan masukkan ke dalam alat pengokonan yang telah disiapkan dengan cara ditabur secara merata. Alat pengokonan yang baik dipakai antara lain: rotari. Seri frame, pengokonan bambu dan mukade (terbuat dari daun kelapa atau jerami yang diputar membentuk sikat tabung).


d. Pemanenan Dan Penanganan Kokon

Pemanenan dilakukan pada hari ke 5 atau 6 semenjak ulat sutera mulai menciptakan kokon. Sebelum dipanen, ulat yang tidak mengokon atau yang mati diambil kemudian dibuang atau dibakar. Penanganan kokon selanjutnya meliputi:



  • Pembersihan kokon, yaitu menghilangkan kotoran dan serat-serat yang ada pada lapisan luar kokon;

    Seleksi kokon, yaitu pemisahan antara kokon baik dan kokon cacat/jelek;

  • Pengeringan kokon, yaitu penanganan terhadap kokon untuk mematikan pupa serta untuk mengurangi kadar air biar sanggup disimpan dalam jangka waktu tertentu;

  • Penyimpanan kokon, hal ini dilakukan apabila kokon tidak pribadi dipintal atau dijual atau sedang menunggu proses pemintalan.

    Cara penyimpanan kokon yaitu sebagai berikut :

    1. Kokon dimasukkan ke dalam kotak karton atau kantong kain/kertas;

    2. Kokon ditempatkan pada ruangan yang kering;

    3. Selama dalam penyimpanan, sekali-sekali kokon dijemur ulang;

    Lama penyimpanan kokon tergantung pada cara pengeringan, tingkat kekeringan dan kawasan penyimpanan.


Demikian artikel pembahasan tentang”9 Panduan Lengkap Cara Budidaya Ulat Sutera “Peluang Usaha Menjanjikan”“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya. Sampai jumpa




Belum ada Komentar untuk "9 Panduan Lengkap Cara Budidaya Ulat Sutera “Peluang Usaha Menjanjikan”"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel