Dua Pakar Bicara Maskoki Dan Arwana

Rangkaian program dari ekspo ikan hias internasional dan tanaman hias air Dua Pakar Bicara Maskoki Dan ArwanaRangkaian program dari ekspo ikan hias internasional dan tanaman hias air, Nusatic 2017 yaitu seminar ikan hias. Dalam seminar plus diskusi yang diikuti bebeja.com, 2 pakar ikan hias, yakni Julius Wijaya (maskoki) dari Tulungagung, Jawa Timur dan Vincent (arwana) dari Pontianak, Kalimantan Barat memaparkan kondisi terkini dari kedua komoditas tersebut.


Julius menjelaskan ketika ini Tulungagung sudah menjadi ikon bagi pembudidaya maskoki. Pemilik UD Tirta Mas Agung Abadi itu mengungkapkan hampir dominan varian maskoki dapat diproduksi peternak-peternak Tulungagung. “Kuncinya yaitu menggunakan induk berkualitas serta lingkungan yang juga berkualitas,” ujarnya.


Dengan kualitas terjamin itu, produksi maskoki dari peternak Tulungagung mengisi hampir seluruh pasar maskoki di tanahair. Pada 2014 misalnya, tercatat produksi maskoki dari Tulungagung mencapai 1-juta ekor/tahun dengan variasi harga mulai dari ribuan sampai belasan juta (kualitas kontes, red). “Pasar maskoki masih terbuka lebar,” ujar Julius.


Berbeda dengan maskoki, arwana, terutama superred yang menjadi ikon justru mengalami penurunan jumlah peternak di Kalimantan Barat. Vincent Apriono menuturkan pada 2017 tersisa 75 peternak. Padahal pada 2016 tercatat 93 peternak. Puncaknya pada 2015 yang mencapai 113 peternak.


Merosotnya jumlah peternak itu imbas dari alih fungsi lahan yang berdampak terhadap lingkungan budidaya menyerupai kualitas air. “Sulit untuk menjaga kualitas air yang kuat terhadap produksi arwana,” kata ketua Asosiasi Penangkar dan Pedagang Silok (APPS) Kalimantan Barat itu.


Belum lagi terjadinya inbreeding alias perkawinan sedarah yang menciptakan persentase arwana gila alias cacat semakin melonjak. “Upaya restocking dengan melepas arwana ke alam kami lakukan supaya dapat diperoleh arwana lebih murni sehingga dapat mengurangi imbas dari inbreeding. Namun ini perlu derma kuat pemerintah supaya tempat pelepasan itu tetap terjaga dari perubahan,” katanya.


Belum ada Komentar untuk "Dua Pakar Bicara Maskoki Dan Arwana"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel