Walet 12: Sarang Walet Di Minahasa
Kabupaten Minahasa di Sulawesi Utara sangat ideal untuk pengembangan pusat walet menyerupai terjadi di Kota Manado. Berjalanlah ke Tanawangko dan sepanjang ruas jalan Kalasey sampai Tombariri.
Belum puas? lanjutkan ke di Kecamatan Tondano menyerupai di tempat Ranowangko dan Rerer. Di sana banyak bangunan walet berdiri. Di luar itu walet dijumpai pulau di Pulau Mahoro. Namun walet gua mendominasi. Pulau Mahoro di Kabupaten Sitaro merupakan pulau kecil yang menjadi objek wisata maritim populer di Sulawesi Utara.
Pulau-pulau lain yang juga dihuni walet yakni Pulau Sangihe, Pulau Kalama, dan Pulau Siau. Kondisi lingkungan di sentra-sentra itu menyerupai di Tateli yang didominasi pohon kelapa. Namun, karena terpaku pada gua, pengembangan bangunan walet tersendat. Total jenderal di Pulau Sangihe, Kalama, dan Siau terdapat sekitar 50 rumah walet.
Sejatinya agroklimat di Minahasa, Sulawesi Utara cocok untuk perkembangan walet. Suhu rata-rata berkisar 28-30 derajat Celcius dan kelembapan 80-90%. Curah hujan pun tinggi, rata-rata 2.000-2.500 mm/tahun dengan panjang bulan berair 11 bulan.
Soal pakan peternak walet di Sulawesi Utara sejauh ini tak perlu khawatir sebab banyak tempat dikelilingi perkebunan kelapa, sawah, dan hutan. Belum lagi ditunjang tingginya keberhasilan putar telur mencapai 50%. Padahal di Jawa dan Sumatera berkisar 20%. Dengan persentase tersebut apabila 1.000 telur sriti ditukar dengan telur walet, sanggup diperoleh 500 walet. Otomatis dengan begitu produksi sarang walet sanggup meningkat di Minahasa.
Belum ada Komentar untuk "Walet 12: Sarang Walet Di Minahasa"
Posting Komentar