Tulang Kuat Dengan Tutut
Sedia tutut Rp3.000!. Tulisan dalam spanduk-spanduk kecil berukuran 90 cm x 60 cm itu sekarang gampang dijumpai dipinggir-pinggir jalan di Jabodetabek.
Menu tersebut terbukti laris-manis menjadi penganan. Selain menjadi obat pelepas rindu mengenang ketika masa kecil, menyantap tutut diyakini memberi bermacam-macam kesehatan bagi tubuh.
Benarkah? Bagi masyarakat di Jawa, tutut merupakan sumber protein hewani murah meriah dan mengenyangkan. Tutut hidup di perairan dangkal menurut lumpur serta ditumbuhi rerumputan air, dengan anutan air lambat menyerupai di sawah, rawa, pinggir danau, dan sungai kecil.
Anggota famili Viviparidae itu menyukai perairan jernih dan bersih. Tutut hanya memakan tanaman air menyerupai jenis lumut, ganggang, dan materi organik lain. Daging tutut beratnya sekitar 4-5 g dari berat total keseluruhan.
Berdasarkan aneka macam riset konsumsi tutut mempunyai aneka macam keuntungan: tutut sanggup menjadi penganan diet alasannya kandungan lemak rendah. Tutut juga kaya kalsium yang bermanfaat untuk pembentukan tulang dan gigi. Soal gizi, tutut juga menjanjikan. Dalam 100 gram daging tutut, terdapat energi sebanyak 64 kalori, 11,8 gram protein, 5,3 gram lemak, 3 gram karbohidrat, 299,2 gram kalsium, 122,5 mg fosfor, dan 11,7 mg besi.
Kadar kalsium tinggi pada tutut menguntungkan bagi penderita osteoporosis atau ringkih tulang. Prevalensi osteoporosis di Indonesia cukup tinggi. Pada 2007, contohnya prevalensi osteoporosis orang Indonesia berumur di atas 70 tahun mencapai 53,6% (wanita) dan 38% (pria). Pada umur kurang dari 70 tahun prevalensi osteoporosis sebesar 18-36% (wanita) dan 20-27% (pria). Dengan mengonsumsi semangkuk tutut saja, minimal kebutuhan 8 gram per hari kalsium bagi insan segera tercukupi.
Belum ada Komentar untuk "Tulang Kuat Dengan Tutut"
Posting Komentar