Takar Kebutuhan Air Tanaman
Kemarau panjang merupakan tragedi yang terjadi berulang-ulang. Di tanahair kemarau panjang terjadi alasannya ialah fenomena alam yakni El Nino. Fenomena itu secara eksklusif menciptakan berkurangnya curah hujan. Banyak pehobi maupun pekebun khawatir pengaruh dari kemarau panjang tersebut. Yang niscaya kondisi itu sanggup menyebabkan tumbuhan mati kekeringan.
Kebutuhan tumbuhan terhadap air bahwasanya bisa diketahui sehingga pengaruh tumbuhan mati kekeringan bisa dihindari. Kebutuhan air pada tumbuhan bahwasanya gampang diketahui dengan mengetahui jenis tanah, kedalaman akar, dan ketersediaan air di tanah.
Bagi pekebun dengan mengetahui jenis tanah, misalnya, isu ketersediaan air di kebun bisa segera diketahui. Bila tanah kebun tersebut jenis lempung berpasir, ketersediaan airnya ialah 130 mm/m. Semakin besar angka itu, sulit bagi tanah untuk melepas air
Sejatinya tumbuhan menyukai tanah berstruktur remah. Pori-pori tanah menyerupai itu bisa mempertahankan kadar air dan udara di dalamnya semoga seimbang. Tanah berpori kecil menyerupai tanah liat kurang baik untuk pertanaman. Tanah liat akan menyerap banyak air, tapi tidak gampang mengalirkannya.
Efeknya ialah tanah menjadi berair dan ketersediaan udara bagi akar tumbuhan menyusut. Di kala ekspresi dominan hujan tiba tanah tersebut bakal lembek dan becek, tapi di ekspresi dominan kering menjadi retak-retak, menyerupai kondisi tanah sawah. Berbeda dengan tanah berpasir yang cepat mengalirkan air alasannya ialah berpori besar.
Selanjutnya sesudah mengetahui kapasitas air di tanah, kedalaman akar tumbuhan perlu diketahui. Beberapa riset hortikultura sudah bisa menyajikan kedalaman akar tumbuhan tersebut. kedua dasar parameter itu selanjutnya bisa digunakan sebagai fatwa perhitungan kebutuhan air.
Rumusnya ialah mengalikan angka jenis tanah dan kedalaman akar. Hasil yang diperoleh dibagi dua. Angka selesai itulah sesungguhnya jumlah air yang diharapkan tumbuhan untuk hidup normal. Bila kurang dari angka itu tumbuhan akan stres dan lama-kelamaan mati. Sebagai teladan pada pepaya (kedalaman akar 0,5 m) yang ditanam di tanah lempung (200 mm/m). Hasilnya ialah 200 x 0,5 = 100; 100/2 = 50. Artinya untuk hidup normal pepaya membutuhkan air 50 mm/m
Data lain yang perlu diketahui ialah besarnya penguapan. Di tanahair data tersebut bisa diperoleh di Stasium Klimatologi setempat atau melalui Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Misalkan diketahui penguapan di tempat X pada April ialah 120 mm. Maka frekuensi penyiraman pepaya, contohnya ialah 50/120 x 30 (hari) = 12,5 hari. Itu artinya pohon pepaya perlu disiram dengan interval 12,5 hari di ekspresi dominan kemarau panjang.
Jenis Tanah Dan Kapasitas Ketersediaan Air: pasir (60 mm/m); pasir halus (75 mm/m); lempung pasir (130 mm/m); lempung berpasir halus (200 mm/m); lempung (220 mm/m); endapan lempung (250 mm/m); lempung liat ringan (175 mm/m); lempung liat (165 mm/m); lempung liat berat (180 mm/m); dan liat (140 mm/m).
Kedalaman Akar (Meter): alpukat (0,8-2,0); pisang (0,3-0,9); jeruk (0,5-1,5); apel (1,0-1,5); jambu (0,5-0,8); mangga (0,5-1,2); dan pepaya (0,5-1,0).
Belum ada Komentar untuk "Takar Kebutuhan Air Tanaman"
Posting Komentar