Minyak Asiri Murni Ala Kimia
Pemurnian minyak asiri secara kimia dilakukan dengan menambahkan materi kimia yang sanggup menyerap warna serta meningkatkan ion logam yang bereaksi dengan komponen minyak, materi kimia atau senyawa kompleks tertentu.
Pemurnian minyak secara kimia dilakukan dengan, (1) adsorpsi menggunakan adsorben menyerupai bentonit, arang aktif, atau zeolit; (2) larutan senyawa pembentuk kompleks menggunakan EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid), asam sitrat, dan asam tartarat; dan (3) menghilangkan senyawa terpen (terpeneless) untuk meningkatkan imbas aroma, sifat kelarutan dalam alkohol encer, kestabilan, dan daya simpan minyak asiri.
1. Proses adsorpsi: Metode adsorpsi merupakan proses perembesan suatu zat (adsorbat) pada permukaan suatu materi penyerap (adsorben). Dalam adsorpsi terjadi proses pengikatan oleh permukaan adsorben padatan atau cairan terhadap adsorbat atom-atom, ion-ion atau molekul-molekul lain.
Adsorben yang dipakai sanggup bersifat polar maupun nonpolar. Adsorben polar berupa silika gel, alumina, dan beberapa jenis tanah liat. Adsorben nonpolar berupa arang (karbon dan batubara) dan arang aktif. Arang aktif merupakan adsorben yang lebih baik daripada tanah liat (fuller earth) lantaran sanggup menyerap zat warna sebanyak 90% dari jumlah zat warna yang terdapat dalam minyak.
Namun demikian, arang aktif sanggup mengakibatkan kehilangan minyak cukup besar lantaran arang aktif memiliki pori-pori yang banyak sehingga luas permukaannya menjadi besar. Besarnya luas permukaan tersebut mengakibatkan minyak yang tertinggal pada arang aktif akan besar pula.
Proses adsorpsi dipakai dalam menyerap warna yang disebabkan oleh senyawa non logam, tetapi tidak bisa menyerap warna yang disebabkan oleh senyawa logam sehingga warna minyak nilam hasil pemurnian dengan metode adsorpsi tetap gelap. Penggunaan 2% arang aktif meningkatkan kejernihan dari 4% menjadi 13,1%, sedangkan pemakaian 2% bentonit merubah kejernihan dari 4% menjadi 14,1%.
2. Pengkelatan: Pengkelatan merupakan proses pengikatan logam dengan cara menambah senyawa pengkelat yang membentuk kompleks logam. Proses pengkelatan dilakukan dengan cara sama menyerupai adsorpsi, hanya dengan mengganti adsorben menggunakan senyawa pengkelat. Beberapa senyawa yang berfungsi sebagai materi pengkelat antara lain asam sitrat, asam malat, asam tartarat, dan EDTA.
Proses pengikatan logam merupakan proses keseimbangan pembentukan komplek logam dengan senyawa pengkelat atau logam pada minyak asiri, bereaksi dengan senyawa pengkelat membentuk senyawa kompleks. Hasilnya logam pada minyak asiri yang dipucatkan menjadi berkurang. Proses pengkelatan dipengaruhi oleh konsentrasi senyawa yang ada, jenis pengkelat, kecepatan dan cara pengadukan, waktu kontak, serta teknik penyaringan.
3. Metode Terpeneless: Metode ini merupakan penghilangan senyawa terpen atau terpeneless biasa dilakukan terhadap minyak asiri yang akan dipakai dalam pembuatan parfum lantaran minyak bisa memberi aroma lebih nyata. Terdapat 2 cara penghilangan terpen, ialah menggunakan kromatografi kolom dengan zat penyerap alumina dan ekstraksi menggunakan alkohol encer. Penghilangan senyawa terpen menggunakan alkohol encer pada minyak sanggup meningkatkan kadar patchouli alkohol dari 31,69% menjadi 55,29%.
Belum ada Komentar untuk "Minyak Asiri Murni Ala Kimia"
Posting Komentar