Rak Jamur Shiitake

Pada budidaya jamur shiitake atau jamur kayu di tanahair, pekebun bisa menentukan banyak sekali cara untuk meletakkan baglog di rumah tanam. Baglog itu bisa ditaruh di atas tanah atau ditumpuk di atas rak. Setiap cara peletakan itu mempunyai kelebihan dan kekurangan.


Apabila baglog diletakkan di atas tanah tanpa alas, kelembapan tanah mendukung pertumbuhan jamur shiitake. Namun, minusnya jamur rentan terjangkit bakteri, cendawan, nematoda, dan serangga.


Modifikasi sanggup dilakukan dengan meletakkan baglog di atas tanah sesudah dialasi terlebih dahulu dengan karung plastik, batako, coneblok, atau pagar bambu yang diletakkan horinzontal.


Cara lain, menggunakan rak bertingkat. Kelebihan rak bertingkat yakni menambah daya tampung di rumah tanam. Sebagai gambaran, setiap m2 rak sanggup menampung 100 baglog. Bila luas rak 50 m2, maka bisa menampung 5.000 baglog. Jika rak dibentuk bertingkat dua, rumah tanam memuat 10.000 baglog. Rak juga melindungi media tanam dari kontaminasi dan menjaga baglog dari gangguan hama serangga, siput, atau cacing.


Penggunaan rak juga mempermudah pemeliharaan dan pengawasan. Pemeliharaan mencakup pemeriksaan, memisahkan dan mengeluarkan jamur terkontaminasi. Hal itu lebih gampang dilakukan jikalau baglog disusun teratur di rak. Penyiraman dan pemotongan plastik juga sanggup lebih cepat dilaksanakan. Begitu pula jikalau kegiatan lain dilakukan menyerupai pembalikan, penyiraman, penyinaran, perubahan tata letak untuk memacu pertumbuhan jamur. Berikut beberapa jenis rak menurut materi baku.


1. Rak kayu. Syarat kayu yang digunakan: ringan, kuat, keras, dan liat. Kayu juga tidak gampang pecah alasannya yakni getaran dan tahan air. Kayu yang bisa digunakan yakni kayu kapur, meranti merah, medang, dan bangkirai. Sebelum kayu digunakan, awetkan terlebih dahulu semoga tahan usang dan bebas gangguan cendawan. Kelebihan rak kayu yakni menciptakan ruangan lembap.


2. Rak besi. Besi digunakan dengan pertimbangan masa penanaman jamur shiitake cukup usang sehingga butuh rak yang awet. Namun, kelemahannya sesudah 1-2 tahun pemakaian rak besi mulai berkarat. Itu terjadi alasannya yakni setiap hari rak terkena siraman air. Kerusakan berat biasa terjadi pada tahun ke-9 atau ke-10. Unsur logam pada besi bisa saja jatuh ke baglog dan menghambat pertumbuhan.


3. Rak baja aluminium. Bahan aluminium ringan dan baka dan cocok digunakan dalam ruang berpendingin.


4. Rak bambu. Bambu gampang didapat dan membantu menjaga kelembaban. Kelemahannya bambu tidak sekuat besi, aluminium, atau kayu sehingga paling usang digunakan 3-4 tahun. Kriteria bambu yang sanggup digunakan yakni baka serta mempunyai kekuatan tekan serta kemampuan lengkung yang baik.


Jenis bambu yang sanggup digunakan yakni bambu betung, wulung, apus, dan ampel. Bambu ampel lebih disukai alasannya yakni kandungan patinya rendah. Semakin rendah kadar pati bambu, makin baik. Semakin bau tanah kadar pati, makin berkurang. Pemotongan bambu terbaik dilakukan pada simpulan isu terkini hujan. Sebelum dipakai, bambu diawetkan semoga tidak ditumbuhi cendawan yang menjadikan abu kayu. Caranya? Rendam bambu dalam air selama 1 bulan.


Hal lain yang perlu diperhatikan, dalam pembuatan rak, jikalau salah sanggup menjadi hambatan dalam penanaman jamur shiitake. Beberapa kesalahan itu menyerupai jarak antarrak terlalu erat sehingga cahaya sulit masuk ke rumah tanam. Padahal, cahaya kuat pada pembentukan primedia, pemunculan jamur dan menunjukkan bentuk morfologis yang baik pada jamur shiitake.


Pun kelembapan berbeda. Pada rak bertingkat, baglog di kepingan bawah biasanya lebih berair dan lebih lembap alasannya yakni terkena tetesan air bekas penyiraman dari atas kepingan atas. Sebaliknya, baglog di kepingan atas kering alasannya yakni air menetes ke bawah. Jamur biasanya sulit tumbuh di media kering.


Belum ada Komentar untuk "Rak Jamur Shiitake"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel