15 Jenis Hama dan Penyakit Tanaman Buncis dan Cara Pengendaliannya
Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Buncis
Dalam melaksanakan budidaya kacang buncis pastilah akan ada hambatan yang dialami menyerupai penyerangan hama dan penyakit terhadap tumbuhan kacang buncis tersebut. Nah, kali ini kita akan membahas wacana hama dan penyakit yang mnyerang tumbuhan kacang buncis beserta dengan pengendaliannya. Berikut ialah penjelasanya secara lengkap:
Hama
1. Ulat Polong
a. Ciri-ciri Hama
Ulat penggerek polong (Etiella zinckenella T) yang berkepala hitam ini mula-mula mempunyai badan yang berwarna hijau pucat, kemudian menjadi kemerahan. Tubuh ulat polong berbentuk silindris dengan panjang sekitar 15 mm.
b. Gejala Serangan
Serangan ulat penggerek polong mengakibatkan permukaan polong tampak diselubungi benang-benang putih yang apabila disingkap, akan nampak larva hama di dalamnya. Pada kulit polong yang terjangkit nampak adanya titik hitam atau cokelat renta bekas daerah masuknya hama.
c. Pengendalian
Ulat penggerek polong yang menyerang sanggup dikendalikan dengan cara sebagai berikut.
- Penanaman dilakukan serempak atau dengan selisih waktu kurang dari 30 hari.
- Dilakukan pergiliran tumbuhan dengan tumbuhan selain kacang-kacangan.
- Digunakan obor untuk menarik perhatian ngengat, sehingga apabila ngengat mendekat akan mati terbakar.
- Pemberantasan secara kimia memakai insektisida dengan takaran sesuai anjuran.
2. Ulat Penggulung Daun
a. Ciri-ciri Hama
Ulat penggulung daun (Lamprosema indicata dan L. diemenalis) mempunyai badan yang berwarna hijau dengan garis-garis kuning hingga putih buram. Ulat kemudian menjadi kepompong dan karenanya menjadi ngengat dengan sayap berwarna kuning berbercak hitam.
b. Gejala Serangan
Serangan ulat penggulung daun mengakibatkan daun menggulung. Di dalam daun yang menggulung tersebut, terdapat ulat yang dilindungi oleh benang. Ulat dalam daun tersebut akan memakan daun dari dalam, sehingga pada daun terdapat lubang-lubang bekas gigitan. Lubang bekas gigitan tersebut semakin meluas, dan karenanya hanya tersisa urat-urat daunnya saja.
c. Pengendalian
Ulat penggulung daun yang menyerang sanggup dikendalikan dengan cara sebagai berikut.
- Pengaturan agenda tanam secara serentak atau dengan pergiliran tanaman.
- Sebaiknya daun yang terjangkit dibuang atau dibakar.
- Pengendalian secara kimia sanggup dilakukan dengan penyemprotan insektisida dengan takaran sesuai anjuran.
3. Lalat Kacang
a. Ciri-ciri Hama
Lalat kacang Ophiomyaphaseoli atau Agromyzaphaseoli jantan mem- punyai badan dengan panjang 1,9 mm, sedangkan lalat betina 2,2 mm. Sebagian besar tubuhnya berwarna hitam mengkilap, kecuali sayap, antena, dan kakinya berwarna cokelat muda. Telur diletakkan pada daun muda. Larva lalat berwarna putih krem, tidak berkaki, dan potongan kepalanya meruncing. Larva ini menggerek daun.
b. Gejala Serangan
Serangan lalat kacang ini mengakibatkan daun tumbuhan muda berbintik putih, kemudian menjadi kuning dengan titik cokelat di tengahnya. Akibatnya, tumbuhan akan layu, kering dan kemudian mati. Pada tumbuhan dewasa, serangan ini mengakibatkan pertumbuhannya terhambat.
c. Pengendalian
Hama lalat kacang yang menyerang sanggup dikendalikan dengan cara sebagai berikut.
- Penerapan pergiliran tumbuhan dengan tumbuhan selain tumbuhan kacang- kacangan.
- Penggunaan obor untuk menarik perhatian ngengat, sehingga bila ngengat mendekati obor, akan mati
terbakar. - Penanaman yang dilakukan serempak dengan selisih waktu kurang dan 30 hari.
- Penyemprotan dengan insektisida sesuai dengan takaran yang dianjurkan.
4. Kumbang Daun
a. Ciri-ciri Hama
Kumbang daun atau Henosepilachna signatipennis atau Epilachna signapennis mempunyai bentuk badan oval, berwarna merah atau cokelat kekuningan, dengan panjang antara 6 mm – 8 mm. Telur kumbang daun berwarna kuning dan berbentuk oval. Fase larva dan kumbang memakan daun-daun.
b. Gejala Serangan
Serangan kumbang daun mengakibatkan daun berlubang-lubang. Lubang-lubang tersebut semakin usang semakin besar dan bahkan pada karenanya hanya akan tersisa kerangka atau tulang daunnya saja. Tanaman menjadi kerdil dengan polong yang berukuran kecil.
c. Pengendalian
Kumbang daun yang menyerang sanggup dikendalikan dengan cara berikut.
- Pembunuhan pribadi dengan tangan.
- Pengendalian secara kimia sanggup dilakukan dengan insektisida yang sesuai dengan anjuran.
4. Kutu Daun
a. Ciri-ciri Hama
Kutu daun atau Aphis gossypii berwarna hijau renta hingga hitam atau kuning cokelat. Hama ini menghasilkan embun madu sehingga sering dikerumuni semut. Kutu ini merusak tumbuhan dengan mengisap cairan tanaman.
b. Gejala Serangan
Kutu daun terutama menyerang tumbuhan muda. Tanaman yang diserang akan menjadi kerdil, dengan daun yang kering dan memilin.
c. Pengendalian
Kutu daun yang menyerang tumbuhan sanggup dikendalikan dengan cara berikut.
- Pengendalian secara alami dilakukan dengan memakai musuh alami, antara lain lembing, lalat, dan jenis Coccinellidae.
- Pengendalian secara kimia dilakukan dengan insektisida.
5. Ulat Jengkal Semu
a. Ciri-ciri Hama
Ulat jengkal semu (Plusia signata dan P. chalcites) mempunyai badan dengan panjang kurang lebih 2 cm, berwarna hijau dengan garis samping berwarna lebih muda.
b. Gejala Serangan
Serangan ulat jengkal semu mengakibatkan daun menggulung. Di dalam daun yang menggulung tersebut terdapat ulat jengkal semu yang dilindungi benang sutera dan kotoran. Daun yang diserang pada mulanya berlubang-lubang dan karenanya hanya tersisa tulang daunnya saja.
c. Pengendalian
Ulat jengkal semu yang menyerang sanggup dikendalikan dengan cara berikut.
- Pengendalian secara mekanik, dengan dibunuh satu per satu.
- Penjagaan kebersihan kebun.
- Pengendalian secara kimia dilakukan dengan insektisida.
Penyakit
1. Embun Tepung
a. Penyebab Penyakit
Penyakit embun tepung disebabkan oleh cendawan Erysiphe polygoni. Cendawan ini membentuk miselium berwarna putih dengan konidium tunggal yang berbentuk tabung dan bundar telur.
b. Gejala Serangan
Serangan penyakit embun tepung pada awalnya mengakibatkan bercak- bercak putih pada potongan bawah daun. Bercak-bercak tersebut makin usang makin meluas, sehingga kemudian daun layu dan rontok. Pada serangan yang berat, bercak sanggup mencapai batang dan polong. Serangan biasanya terjadi pada cuaca yang kering.
c. Pengendalian
Penyakit embun tepung sanggup dikendalikan dengan cara berikut.
- Penggunaan benih yang tahan terhadap penyakit ini.
- Pencabutan dan pembakaran tumbuhan yang terserang.
- Pengendalian secara kimia dilakukan dengan penyemprotan fungisida yang dilengkapi dengan materi aktif karbendazim.
2. Layu Fusarium
a. Penyebab Penyakit
Penyakit layu fusarium disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum f.sp. phaseoli. Miseliumnya berupa benang berwarna putih. Cendawan ini hidup di dalam tanah dan menginfeksi akar.
b. Gejala Serangan
Serangan penyakit layu fusarium mengakibatkan tulang daun menguning, kemudian menjalar ke tangkai daun, dan karenanya daun layu. Tanaman yang bisa bertahan, akan menghasilkan sedikit buah dan berukuran kecil. Penampang batang apabila diiris akan menampakkan adanya cincin cokelat pada berkas pembuluhnya.
c. Pengendalian
Penyakit layu fusarium sanggup dikendalikan dengan cara berikut.
- Pemilihan dan penggunaan benih yang tahan terhadap serangan penyakit ini.
- Pemusnahan tumbuhan yang terserang.
- Penyiraman dengan fungisida ke tanah bekas tumbuhan yang terserang.
3. Bercak Daun Cercospora
a. Penyebab Penyakit
Penyakit bercak daun cercospora disebabkan oleh cendawan Cercospora canescens. Cendawan ini mempunyai konidium menyerupai jarum atau gada terbalik, hialin tidak berwarna, berujung runcing, dan terdiri atas banyak sekat.
b. Gejala Serangan
Serangan penyakit bercak daun cercospora ini akan mengakibatkan bercak bundar pada kedua permukaan daun. Bercak tersebut berdiameter 1 mm- 5 mm dengan halo kuning di sekitarnya. Bercak sanggup mencapai tangkai daun dan batang.
c. Pengendalian
Penyakit bercak daun cercospora sanggup dikendalikan dengan cara berikut.
- Penerapan pergiliran tanaman.
- Penggunaan fungisida yang sesuai dengan anjuran.
4. Penyakit Embun Tepung
a. Penyebab Penyakit
Penyakit embun tepung disebabkan oleh cendawan Erysiphepolygoni. Penyakit tersebar melalui spora dan menyerang ketika udara panas.
b. Gejala Serangan
Serangan penyakit embun tepung akan mengakibatkan daun, batang, bunga, dan buah berwarna putih keabuan menyerupai beludru. Pada polong terdapat tepung berwarna cokelat suram.
c. Pengendalian
Penyakit embun tepung sanggup dikendalikan dengan cara berikut.
- Pemotongan dan pembakaran potongan tumbuhan yang terserang.
- Penyemprotan fungisida yang sesuai dengan anjuran.
- Penghembusan dengan tepung belerang.
5. Penyakit Layu
a. Penyebab Penyakit
Penyakit layu disebabkan oleh basil Pseudomonas solanacearum, Bakteri ini hidup di dalam tanah dan sanggup bertahan beberapa bulan hingga beberapa tahun. Penyebaran penyakit ini terjadi melalui anutan air.
b. Gejala Serangan
Serangan penyakit layu akan mengakibatkan tumbuhan terlihat layu, menguning dan kerdil. Pada batang tumbuhan yang terserang, bila dipotong melintang akan terlihat warna cokelat, dan jikalau dipijit akan keluar lendir yang berwarna putih. Akar dan daun yang terjangkit juga berwarna cokelat.
c. Pengendalian
Penyakit layu sanggup dikendalikan dengan cara sebagai berikut.
- Penggunaan air penyiraman yang bebas dari basil penyakit layu ini.
- Perlakuan sterilisasi terlebih dahulu bagi tanah yang akan dipakai untuk pesemaian, dengan penyiraman air panas 100°C atau fumigasi dengan Methyl Bromide.
- Penyemprotan dengan fungisida.
6. Penyakit Hawar Daun
a. Penyebab Penyakit
Penyakit hawar daun disebabkan oleh basil Xanthomonas campestris. Bakteri ini masuk dan menyerang melalui luka bekas gigitan serangga, jalan masuk hidatoda pada tepi daun, stomata, atau akar tanaman.
b. Gejala Serangan
Serangan penyakit hawar daun akan mengakibatkan bercak kuning di potongan tepi daun, yang kemudian meluas menuju tulang daun tengah. Daun terlihat layu, kering, dan berwarna cokelat kekuningan yang karenanya rontok. Serangan sanggup mencapai batang.
c. Pengendalian
Penyakit hawar daun sanggup dikendalikan dengan cara sebagai berikut.
- Penggunaan benih yang bebas penyakit.
- Perendaman benih terlebih dahulu selama 30 menit.
- Perlakuan desinfektasi terlebih dahulu tanah pesemaian.
7. Penyakit Busuk Lunak
a. Penyebab Penyakit
Penyakit busuk lunak disebabkan oleh basil Erwinia carotovora. Bakteri ini menyerang apabila pada tumbuhan terdapat luka.
b. Gejala Serangan
Serangan penyakit busuk lunak mengakibatkan daun berbercak, berair, dan berwarna kecokelatan. Gejala ini sanggup menjalar ke seluruh potongan tumbuhan sehingga tumbuhan menjadi lunak, berlendir, dan berbau busuk.
c. Pengendalian
Penyakit busuk lunak sanggup dikendalikan dengan cara berikut.
- Pembakaran tumbuhan yang terjangkit berat.
- Tanah bekas tumbuhan yang sakit jangan hingga awut-awutan ke mana-mana.
8. Penyakit Karat
a. Penyebab Penyakit
Penyakit karat disebabkan oleh cendawan Uromyces appendiculatus. Penyebaran penyakit ini sanggup terjadi melalui hembusan angin, percikan atau anutan air, serangga, atau terbawa oleh bibit selama pengangkutan. Infeksi sanggup terjadi melalui stomata.
b. Gejala Serangan
Serangan penyakit karat mengakibatkan pada jaringan daun terdapat bintik-bintik kecil berwama cokelat yang biasanya dikelilingi oleh jaringan klorosis.
c. Pengendalian
Penyakit karat sanggup dikendalikan dengan cara berikut.
- Penanaman varietas tahan penyakit karat ini.
- Pembakaran tumbuhan yang terjangkit berat.
- Penyemprotan dengan fungisida.
9. Penyakit Dumping Off
a. Penyebab Penyakit
Penyakit dumping off disebabkan oleh cendawan Phytium sp. Penularannya sanggup terjadi melalui tanah maupun biji.
b. Gejala Serangan
Penyakit dumping off mengakibatkan potongan tumbuhan yang terletak di bawah keping biji berwama putih pucat lantaran mengalami kerusakan klorofil. Jaringan yang berada di atas tanah menjadi mengerut dan mengecil, sehingga karenanya tumbuhan menjadi roboh.
c. Pengendalian
Penyakit dumping off sanggup dikendalikan dengan cara berikut.
- Perlakuan sterilisasi terlebih dahulu media tanam yang akan digunakan.
- Penyemprotan dengan fungisida.
10. Penyakit Ujung Keriting
a. Penyebab Penyakit
Penyakit ujung keriting disebabkan oleh virus mosaik keriting yang penularannya sanggup terjadi melalui serangga sejenis kutu loncat.
b. Gejala Serangan
Serangan penyakit ujung keriting mengakibatkan daun muda menjadi keriting dan berwarna kuning, sedangkan daun renta menggulung dan memilin. Tanaman muda yang terjangkit menjadi kerdil.
c. Pengendalian
Penyakit ujung keriting sanggup dikendalikan dengan cara berikut.
- Penanaman varietas buncis yang tahan terhadap penyakit ini.
- Pembakaran tumbuhan yang terserang.
- Penyemprotan dengan insektisida.
Demikian artikel pembahasan tentang”15 Jenis Hama dan Penyakit Tanaman Buncis dan Cara Pengendaliannya“, supaya bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya. Sampai jumpa
Belum ada Komentar untuk "15 Jenis Hama dan Penyakit Tanaman Buncis dan Cara Pengendaliannya"
Posting Komentar