Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB)
Tahukah Anda berapa produksi telur ayam kampung? Paling tinggi sekitar 75-80 butir/tahun. Dibandingkan dengan ayam ras, mencapai 260 butir/tahun.
Produksi telur ayam kampung rendah itu disebabkan karena ayam kampung merupakan keturunan ayam hutan merah Gallus gallus yang mempunyai sifat mengeram. Waktu mengeram rata-rata 21 hari.
Hal itu kuat pada reproduksi yang mengakibatkan anjloknya produksi telur. Pada kondisi normal seekor induk sanggup 4-5 kali memproduksi telur, masing-masing 10-15 butir per siklus.
Beragam cara dilakukan untuk mengurangi sifat mengeram. Salah satunya memelihara ayam kampung menggunakan sangkar baterai. Cara itu sanggup mendongkrak produksi sampai 80 butir/tahun dengan frekuensi bertelur 7,5 kali/tahun. Namun produksi itu belum cukup kalau ayam digunakan sebagai mesin produksi DOC.
Kemunculan KUB memang menjadi solusi produktivitas rendah ayam kampung petelur. Itu karena KUB nyaris tidak mempunyai sifat mengeram. Tike yang meriset KUB semenjak 1998 menuturkan, hanya 5-10% KUB yang mengeram dari 500 induk. Daya tetas telur KUB pun tinggi, mencapai 75-80%; normal 70-75%. Sebab itu masuk akal kalau menggunakan KUB, produksi DOC melonjak 1,5-2 kali lipat.
Saat ini KUB telah tersebar ke sejumlah peternak di Ciamis, Sukabumi, Cianjur dan Bogor (seluruhnya di Jawa Barat. red) dan beberapa tempat di Sumatera. Meski demikian ayam berbobot 1-1,5 kg/ekor itu tidak cocok dijadikan ayam pedaging karena agak lambat tumbuh.
Sebagai gambaran, bobot ayam 700 gram diperoleh sesudah 3 bulan. Solusinya dengan mengawinkan betina KUB dengan jantan sentul, ayam lokal asal Ciamis. Ayam kampung sentul dipilih karena bersosok besar. Pertumbuhan bobot ayam sentul mencapai 900 gram dalam 70 hari. Dari perkawinan itu sanggup diproduksi DOC cepat tumbuh sehingga cocok pula sebagai ayam pedaging.
Belum ada Komentar untuk "Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB)"
Posting Komentar