Citarasa Trubuk Maknyusss

Ajakan Udin merasakan sepiring trubuk bakar sungguh menarik hati Citarasa Trubuk Maknyusss


Ajakan Udin merasakan sepiring trubuk bakar sungguh menggoda. Apalagi pekebun di Desa Cibingbin, Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang itu menyebutnya sebagai salah satu makanan ringan terbaik di desanya.


Begitu menyantap terubuk bakar yang telah dicocol dengan sambal kacang pedas, wuiih…citarasanya memang maknyusss…


Trubuk itu merupakan hasil budidaya dari lahan seluas 4.800 m2. Di lahan itu tumbuh sekitar 3.000 rumpun Saccharum edule yang 80% mencapai umur di atas 6-7 bulan, setinggi orang dewasa. Bagi warga Desa Cibingbin menyerupai Udin, terubuk merupakan santapan istimewa. Setiap ada hajatan warga, sayur trubuk harus tersedia.


Sejatinya, terubuk-sebutan lain trubuk-anggota keluarga Graminae itu menyerupai tebu. Batang hijau sedikit kemerahan. Di Kabupaten Pandeglang, tumbuhan ini sohor dipanggil tiwu endog. Tiwu mengacu kepada bentuk menyerupai tebu, sementara endog menyasar tekstur trubuk menyerupai telur ikan. Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, penyebutan terubuk tak jauh berbeda: tebu endog atau tebu terubuk.


Selama ini tiwu endog di Kabupaten Pandeglang belum dikebun intensif. Warga hanya menanam di pematang sawah sebagai penguat untuk mencegah erosi. Kalau pun dijumpai di area kebun atau pekarangan rumah jumlah sedikit, 10-20 rumpun.


Trubuk tumbuh optimal pada temperatur 25-28 derajat Celsius dengan ketinggian kawasan bervariasi antara 1-1.500 m dpl. Tanaman ini cocok pada kondisi tanah podsolik dengan pH sekitar 5-6. Tipe tanah tersebut berwarna sedikit keputihan dan becek dikala banjir serta keras dan kering begitu ekspresi dominan kemarau.


Perbanyakan trubuk relatif mudah, dengan setek. Yang diambil 3 mata atau setinggi 20 cm. Satu hektar lahan sanggup menampung 5.000 tumbuhan dengan jarak tanam 1 m x 2 m. Setek batang akan berakar dan membentuk rumpun. Bunga terubuk terbentuk di dalam batang atau malai muda dan terbungkus pelepah daun alias kelobot. Trubuk dipanen sehabis 5 bulan pascatanam. Cara panen cukup mematahkan bab malai, tanpa perlu membuka pelepah daun. Dengan begitu terubuk tahan simpan hingga 1 pekan.


Pemasaran terubuk relatif gampang karena ajakan dan pasokan tidak seimbang. Harga jual terubuk sekitar Rp3.000/ikat (isi 10). Harga tinggi dijumpai di pasar tradisional di kota besar menyerupai di Tangerang, Jakarta, dan Bogor. Di Pasar Ciputat, Tangerang, harga trubuk mencapai Rp25.000-Rp50.000/ikat. Bahkan harga meroket 2 kali lipat dikala minim barang yang mengandalkan pasokan trubuk dari wilayah Bogor menyerupai Parung itu.


Bunga tumbuhan yang muncul April-Mei dan Juli-Agustus itu memang yummy dimakan dalam bentuk mentah atau dilalab, dikukus hingga ditumis. Sayur berbahan dasar bunga terubuk antara lain sayur lodeh, tumis, kare dan sayur asem. Bahkan bagi warga Betawi di Tangerang, Provinsi Banten, sayur itu disebut sayur besan karena digunakan sebagai salah satu syarat ketika hajatan kesepakatan nikah. Tradisi itu hingga sekarang terus dipertahankan.


Belum ada Komentar untuk "Citarasa Trubuk Maknyusss"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel